Mahabharata Episode 019 KEREN KW12
PANDU DAN KUNTI TIBA DI HASTINAPURA
Sinopsis by Cita Sastrawan-MB:
Kisah berlanjut dari episode sebelumnya ketika penyambutan Pandu dan Kunti. Dalam penyambutan tersebut, Kunti sangat merasakan kehadiran anak yang telah dibuangnya di masa lalu. Namun ketika ia membalikan badannya dan ingin melihat Karna, tapi Karna ditarik oleh ayahnya Adirata. Perdebatanpun terjadi, maksud baik dari Karna tidak bisa diterima oleh ayahnya karena bersaing dengan para kesatria dikerajaan akan menimbulkan masalah. Akan tetapi penilain Karna sangat berbeda dengan ayahnya, menurut ia raja Pandu mempunyai sifat yang bijaksana, dan Kunti mempunyai sifat pengasih seperti Rada ibunya. Kereta yang dikendarai oleh Widura lalu melanjutkan perjalanan ke Istana Hastinapura.
Didalam kerajaan terlihat Sangkhuni bersama Destrarasta dan kusirny sanjaya sedang bermain dadu. Pembicaraan politik pun terjadi diantara mereka. Namun diluar kerajaan terdapat petinggi kerajaan Hastinapura yang menyambut kehadiran Pandu dan Kunti. Akan tetapi Gandari tidak ikut hadir dalam penyambutan tersebut. Setelah Ibu Ambalika menyebutkan bahwa jika ada wanita yang sudah menikah lalu tidak ikut dalam penymbutan dalam tradisi itu berarti pertanda buruk. Setelah kata itu diucapkan Gandari pun datang dan menjawab bahwa ia tidak mungkin memberiarkan pertanda buruk itu terjadi pada keluarganya dan Gandaripun ikut bergabung dan memberikan tilak pada Pandu dan Kunti. Disisi lain terdapat Sangkhuni yang terus menerus berusaha menghasut Destrarastra agar dia memusuhi Pandu dengan mengandaikannya sebagai permainan dadu.
Ceritapun berlanjut, Gandari mengajak Kunti untuk mengunjungi kuil keluarga. Disana mereka membicarakan banyak hal. Ditengah obrolan itu Kunti berkata bahwa jika ia mendapatkan doa dari Destrarastra kakak iparnya, maka ia tidak membutuhkan lagi doa dari siapapun. Akan tetapi perasaan takut menghantui kunti kalau nanti ada duri dalam kerajaan Hastinapura. Karena ia mendengar perselisihan yang terjadi antara Pandu dan Destrarastra. Namun menurut Gandari berita itu tidak benar karena Destrarastra mempunyai cinta yang sangat besar untuk Pandu. Bila cinta dan kebohongan saling bersaing, maka cintalah yang akan selalu menang. Akn tetapi pembicaraan terbalik terjadi di dalam kerajaan dimana Sangkuni menyebutkan kalau kebohongan selalu menang. Karena menurut ia kebohongan itu seperti perang yakni perang dalam fikiran.
Ditengah2 obrolan Sangkuni, masuklah Pandu bersama dengan perdana menteri Widura. Dalam pertemuan kakak beradik itu, Pandu meminta agar mau mendoakan Pandu beserta Kunti. Ketika Pandu ingin mengajak Kunti kedalam untuk mendapatkan doa Destrarastra, namun Sangkuni malah tidak mengijinkan dengan meminta ijin kepada Pandu untuk mendoakannya keesokan harinya. Pandu pun menyetujui semua perkataan Sangkuni, lalu pergi meninggalkan ruangan. Dengan kejadian tersebut Sangkuni merasa dirinya berhasil dalam menghasut Destrarastra.
Ceritapun berlanjut dalam kamar Raja dan Ratu. Saat itu tanpa sengaja melihat bunga Teratai yang mengambang disebuah kolam dalam kamar. Kunti pun menghampiri bunga itu dan bermaksud mengambil bunga tersebut, akan tetapi duri dari bunga tersebut melukai tangannya, secara tidak langsung dia mengingat kata dari Priambada temannya. Namun Kunti mempunyai pandangan yang lain, ia tidak mau hidupnya berlandaskan tipuan dan rahasianya harus diketahui oleh suaminya. Namun ia belum mempunyai keberanian untuk mengatakannya ketika masih dalam perjalan dari Kunti Boja menuju Hastinapura. Namun ia akan mencari kesempatan yang baik untuk menyampaikan rahasia tersebut pada suaminya.
Malampun tiba, terdapat sebuah kelurga kecil di pemukiman warga Hastinapura. Adirata yang sedang menimpa besi diberi pertanyaan oleh Rada istrinya. Ketika melihat kemampuan memanah Karna bukankah membuat raja bangga dengan kemampuan karna? Itu pertanyaan yang muncul dari bibir Rada. Ketika itu Adirata langsung memberi jawaban, ia mengatakan raja memang bangga atas kemampuan anaknya, namun ketika ia mengetahui kalau karna anak dari seorang kusir maka kebanggaan itu akan menjadi kemarahan. Karna menyangkal jawaban ayahnya.
Namun Adirata tidak mau berdebat dengan anaknya. Namun Karna tetap mendebat ayahnya itu, hingga ayahnyun menjadi marah dengan meminta agar Krna menunjukan kemampuannya didepan raja. Perasaan kecewapun tampak di wajah Karna akan tetapi karna benar benar melakukan hal itu, ia mengambil busur dan anak panah yang diberikan ayahnya lalu pergi kesebuah sungai. Apakah yang akan dilakukan oleh karena di tepi sungai tersebut ? Mari kita saksikan kisahnya
Link muncul dengan browser biasa (chrome dll)
Jika menggunakan UC Browser, nonaktifkan adblock dipojok kiri atas
Komentar
Posting Komentar
Gunakanlah form komentar dengan bijak