Mahabharata Episode 094 KEREN KW12

PERNIKAHAN PANGERAN BIMA DENGAN HIDIMBI

By KEREN KW12

Sinopsis film Mahabharata Episode 94

Sinopsis by Mas Kuffy

Mengetahui bahwa Bima akan dinikahkan dengan Hidimbi membuat emosi Bima tidak stabil. Bima langsung mengajak ibu & saudara-saudaranya pergi dari hutan itu. Para raksasa bertanya-tanya jika Bima tidak menjadi raja maka tradisi di desa itu akan hancur. Para raksasa meminta pertanggung jawaban karena mereka yang telah mengalahkan raja.

Kunti datang menemui Hidimbi di tengah tangis kesedihan karena ditolak oleh Bima. Tangisan Hidimbi semakin menjadi lantaran Kunti menjelaskan bahwa Bima & Hidimbi tidak bisa menikah. Hingga Hidimbi memohon kepada Kunti agar mengizinkan dia punya anak yang kelak akan menjadi raja raksasa. Akhirnya Kunti menyetujui permintaan Hidimbi itu.

Pernikahan antara Bima & Hidimbi segera dilaksanakan sesuai tradisi para raksasa. Tradisi pernikahan raksasa jelas berbeda dengan manusia, salah santunya pengantin harus bisa mengalungkan kalung bunga tidak lebih dari 3 kali. Ketika Bima hendak mengalungkan di leher Hidimbi tiba-tiba para pelayan mengangkat Hidimbi. Bima meminta kepada saudara-saudaranya untuk mengangkat Bima hingga akhirnya mereka bisa mengalungkan satu sama lain. 

Setelah pernikahan Bima & Hidimbi, Bima langsung memeluk saudara-saudaranya. Para raksasa langsung bersorak gembira karena mereka memiliki raja baru. Tidak lupa juga Bima & Hidimbi meminta doa dari ibu Kunti & Yudistira. Tangis bahagia tidak bisa ditutupi Kunti melihat pernikahan pertama dari putranya.

Tidak lama setelah kejadian di hutan ilusi utusan dari Pancala datang ke Hastinapura. Ternyata hadiah yang dibawa oleh utusan itu adalah sebuah pesan yang hanya bisa dibaca setelah dipanaskan di atas api. Maksud dari semua itu adalah raja Pancala membuat swayangwara untuk putrinya Drupadi yang lahir dari api. Utusan itu juga berkata jika pangeran mahkota yang pantas bisa mengikuti kompetisi itu.

Setelah mendapat pesan dari Pancala kondisi ruang istana Hastinapura menjadi ramai. Duryudana menganggap pesan yang disampaikan oleh Pancala merupakan sebuah hinaan. Setelah kejadian itupun Duryudana dinyatakan sebagai pangeran mahkota.