Mahabharata episode 197 KEREN KW12
RAJA ANGGA KARNA BERSUMPAH UNTUK MENJAGA NYAWA KELIMA PANDAWA
Sinopsis film Mahabharata episode 197
Sinopsis by keren kw12
Pada episode ini dimulai dengan datangnya ibu Ratu Kunti kepada Raja Angga Karna sebagai ibu. Tanya jawab antara keduanya berlangsung panjang. Kekecewaan Raja Angga Karna karena ibu Ratu Kunti datang di waktu seperti ini, karna juga telah membuat ibu rada menangis berhari-hari karena keadaan ini. Namun ibu ratu kunti tetap berusaha untuk meyakinkan karna bahwa ia adalah ibunya, namun suasana semakin mencekam ketika karna memanggil Kunti dengan "ibu ratu".
Kunti menyesalkan tindakan kesalahannya dimasa lalu yang mengakibatkan Karna jatuh diasuhan ibu rada. Namun Karna menjawab bahwa seluruh kehidupan nya ini adalah hasil dari kesalahan ibu ratu kunti. Karna saat ini berada di posisi yang sulit, ia harus berjuang di pihak Duryudana, dan disisi lain lawannya adalah adik adiknya sendiri yang tidak tau bahwa Karna adalah kakak tertuanya. Karna berharap kepada ibu ratu agar tidak memberitahu ini kepada kelima adiknya, karena jika mereka tau, maka mereka akan menyerah.
Ibu dari kelima pandawa itu bertanya kepada Raja Angga Karna mengapa ia tetap memihak kepada Duryudana meskipun ia tahu bahwa Duryudana melakukan hal salah. Karna menyahutinya bahwa hal itu ia lakukan karena sebelumnya Duryudana melakukan hal yang benar. Duryudana mengesampingkan kasta dan menawarkan persahabatan ketika di arena melawan arjuna, dan itulah yang membuat Karna terikat. Bahkan hal seperti itu tidak pernah dilakukan oleh Panglima berpengalaman seperti Bisma, Guru yang berpengetahuan tinggi seperti Dorna, Bahkan oleh Kunti yang merupakan ibu nya.
Sebelum Karna pergi meninggalkan ibu Ratu Kunti, ia memberi janji kepadanya bahwa hanya akan ada satu putra Kunti yang akan mati. Hanya Arjuna atau Karna yang akan bertempur sampai mati menjemput salah satunya. Dengan kata lain, jika Arjuna menang, ia boleh melakukan upacara terakhir nya, dan jika Arjuna yang mati, maka Karna akan memimpin pasukan Pandawa. Lalu Karna membungkuk untuk menyentuh kaki kunti, sang ratu yang semakin tenggelam dalam kesedihannya, tangannya mencoba memegang kepala Karna namun sudah terburu ia bangun dan pergi.
Di istana Wirata, Surat dari Basudewa Krisna telah datang melalui burung. Pesan itu diterima oleh Pangeran Arjuna, Sang pangeran pun segera masuk ke ruang sidang istana dan membeberkan bahwa tawaran perdamaian Pandawa telah ditolak oleh pihak kurawa. Hal tersebut membuat semua orang yang ada di ruang sidang kembali meningkatkan adrenalin peperangan, bahkan Yudistira sampai mengatakan bahwa mereka siap untuk penghancuran. Raja Wirata mengingatkan bahwa ini bukan penghancuran, anggap saja sebagai awal yang baru, Yudistira pun mengangguk tanda setuju. Kemudian putra tertua pandawa ini memerintahkan seluruh nya termasuk putra-putra nya untuk bersiap perang, dan memerintahkan Arjuna dan Bima untuk mengirim pesan kepada para sekutu untuk berkumpul dengan bala tentaranya.
sip min upload tros yak
BalasHapusmakasih min
BalasHapusPenantian yang tak sia-sia 😁
BalasHapusAdmid katanya sudah mulai aktif di akhir Agustus ya minn
BalasHapusiya ini sudah selesai laporan dan artikel.
BalasHapuske depannya, dah kayak normal dulu lagi dah wkwkwk
BalasHapusAlhamdulillah ,semoga sukses terus ya min☺️
HapusMin KKN nya udah selesai kah
BalasHapusThe best
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussayang selalu ke adminnya.. buah dari sabar menanti..❤❤❤
BalasHapusI love u min, 💕💕
BalasHapusThanks min
BalasHapusAdmin the best
BalasHapusTrimakasih sudah membuat sinopsis min.sangat membantu
Gk membosankan menonton film legenda ini ��
BalasHapusmin,ijin tanya, kenapa tdk bsa klik server 1 ya min?
BalasHapusKarna emg btul..kuntilah yg berdosa yg slma ini mnutupi kbnran jika karna adlah ank kndung nya,kunti lbih memilih di mnjaga nama baik bapak nya,suaminya pandu..mka dr itu ia tdk mengakui karna sbagai anak nya..itulah dosa besar dr kunti shingga karna bermushan dgn arjuna yg tdk lain adlah adik kndungnya sndri..smua itu trjdi akibat dosa besar kunti bodoh
BalasHapus