Mahabharata episode 200 KEREN KW12

RAJA ANGGA KARNA MENEMUI AYAHNYA YAITU DEWA SURYA

Sinopsis film Mahabharata episode 200 

Sinopsis by keren kw12

Setelah hasil dari perundingan kedua kubu mengenai etika perang, Srikandi sangat kecewa dan marah dengan apa yang yang terjadi. ia terbayang-bayang dengan janji dewa Siwa ketika masih menjadi amba, terngiang-ngiang dengan janji Bisma, dan juga kata-kata dari Yudistira yang melarang perempuan ikut berperang. Srikandi memutuskan untuk melepas baju perangnya sebagai tanda kecewa karena tidak bisa ikut berperang. 

Di dekat kayu-kayu yang ditata untuk pembakaran mayat, Bisma berjalan-jalan sambil mengecek keadaan. Srikandi tiba-tiba datang menghampiri panglima perang Hastinapura tersebut. Kakak dari Drupadi itu berbicara terhadap Bisma mengenai kesalahan-kesalahan Bisma , ketamakan Bisma hingga keegoisan dari Bisma. Srikandi memaki-maki Bisma dan an seolah mendoakan agar Bisma tetap hidup hingga Medan kurusetra ini dibanjiri oleh darah sampai Bisma pada akhirnya menangis meneteskan darah.

Bisma dengan kebijakannya, yang mengatakan bahwa Srikandi tidak bisa masuk ke medan perang kurusetra ini. namun Srikandi meyakinkan bahwa ia akan masuk ke Medan kurusetra ini untuk membunuh Bisma sekaligus mengobati dendam Dewi Amba. Dan Srikandi juga mengingatkan bahwa pertempuran ini merupakan kesalahan Bisma di mana na ini merupakan hasil dari kemarahan kakak dari perempuan yang menutup matanya dengan kain, entah disadari oleh Bisma ataupun tidak. Kemudian Srikandi pergi meninggalkan Bisma.

Ketika Srikandi baru beranjak beberapa langkah, Bisma memanggilnya lagi. Bisma mengatakan bahwa wa Srikandi pernah bilang bahwa ia akan datang ketika diri bisma sudah tua dan lelah. Putra Gangga tersebut mengatakan bahwa dirinya sudah merasakan hal itu semua dan sekarang jiwanya ingin bebas. Srikandi kembali mengamini kata-kata Bisma dengan ia percaya bahwa wa Di suatu hari nanti di medan perang ini ia akan masuk dan akan menjadi penyebab kematian Bisma. 

Di tepi sungai, Raja Angga Karna menuangkan persembahan air kepada ayahnya yaitu dewa Surya untuk meminta izin sekaligus Restu dan nasihat kepadanya. Dewa Surya kemudian muncul dihadapan putranya yaitu Raja Angga Karna. Percakapan dimulai oleh Karna dengan memberitahukan bahwa ia butuh cahaya dewa surya untuk menerangi kegelapan hidupnya. Dewa Surya mewanti-wanti agar putranya tidak berpegang pada kebaikan lagi karena tidak lama lagi dewa Indra akan datang untuk meminta perisai dan antingnya. Raja Angga Karna meyakinkan kepada Dewa Surya bahwa kekuatannya berada di tangan dan panahnya. Dan jika yang ditakutkan musuh adalah perisainya, maka ia akan memberikannya dengan suka rela.

Di perkemahan kubu Kurawa, Panglima Bisma sedang meminta sumpah dari semua prajurit dan raja-raja yang sekutu. Bisma mempertanyakan terkait Raja Angga Karna yang belum memberikan sumpah setia kepada panglima. Duryudana memberitahu kepada Bisma bahwa temannya Karna hanya bersumpah setia kepada uryudana dan tidak kepada yang lain. Namun Bisma kembali menyanggah bahwa seluruh prajurit harus bersumpah setia kepada panglimanya tidak terkecuali pada Raja Angga Karna. Kemudian bisa meninggalkan tempat tersebut.

Raja Gandara mencari-cari di mana Majalengka karena dan menemukannya di di antara perkemahan kubu kurawa. Setelah penghormatan antara keduanya, raja gandara  meminta agar Raja Angga mau untuk sumpah setia kepada Bisma. Putra Dewa Surya itu menanyakan apakah ini perintah Pangeran atau tidak, Sangkuni menyahuti bahwa ini kehendak Bisma.

Datanglah Duryudana dan Dursasan menghampiri Raja Angga Karna dan Raja Gandara Sangkuni. Pangeran Duryudana menyatakan bahwa kebebasan Raja Angga Karna sangat diperlukan. Duryudana juga sangat memuji kehebatan perisai dari Raja Angga Karna. dari tanah mengatakan bahwa peristiwa itu penting untuk karena dan lebih penting lagi untuk keselamatan Duryudana. Hal ini membuat Karna semakin bimbang antara sumpah dan permintaan sang pangeran. Namun Raja Angga Karna segera meyakinkan bahwa kekuatannya lah yang akan melindungi sang pangeran, namun lagi-lagi Duryudana lebih percaya kepada perisai nya raja karna.