Mahabharata episode 204 KEREN KW12

PANGERAN NAKULA DAN SADEWA MEMBERIKAN OBAT DEWA UNTUK MENYEMBUHKAN RAJA ANGGA KARNA

Sinopsis film Mahabharata episode 204 

Sinopsis by keren kw12

Melanjutkan episode sebelumnya, Kunti yang datang ke tenda para Pandawa dengan maksud untuk meminta bantuan kepada Nakula dan Sadewa demi mengobati Raja Angga Karna yang telah sekarat. Ketika Kunti hampir saja membuka terkait siapa sebenarnya Raja Angga Karna, tiba-tiba datang Arjuna dan Drupadi yang menjelaskan kondisi si dan dan situasi yang terjadi kepada Raja Angga. Drupadi menambahi bahwa kematian Raja Angga Karna sudah menjadi hak dari Pangeran Arjuna, dan jika raja angga mati karena apa yang dianggapnya benar maka karna tidak akan merasakan hukuman.

Kemudian Yudistira memerintahkan Nakula dan Sadewa agar dengan tulus mengobati Raja Angga Karna. Pangeran Sadewa mencoba menyanggah dengan menjelaskan bahwa pada saat ini ini juga perlu untuk menyambut raja madra yang dirasa sudah dekat. Namun Pangeran Yudistira tetap bersikukuh agar Nakula dan Sadewa menolong Raja Angga Karna dan menyatakan bahwa Raja madra sudah diterima di kurusetra pada saat ini. Pangeran Nakula dan Sadewa pergi bersama ibunya untuk menuju ke tenda Raja Angga.

Rombongan dari kerajaan madra yang dipimpin oleh raja soalnya telah tiba di kurusetra. Tiba-tiba raja madra tertegun karena ada tenda di tengah jalan yang menghalangi jalannya menuju tenda utama. Tiba-tiba datanglah Aswatama dan suasana yang menyamar dan menyambut kacamata dengan kata-kata indah yang yang mempesona.

Raja salia yang terpesona dengan kata-kata dari Aswatama dan Dursasan mengikuti saja apa yang dikatakan oleh kedua suruhan Raja Gandara tersebut. Aswatama mengatakan bahwa Rajanya sudah menunggu di tenda tersebut, dan pangeran yang lain tengah sibuk mempersiapkan perang sehingga tidak ada disini. Raja materi menanyakan gimana Yudistira dan kedua keponakannya. namun ketika Dursasana dan Aswatama bingung mau menjawab apa, Aswatama segera mengambil kalung bunga dan kata-kata indah untuk menjebak Raja salya.

Di tenda Raja angga, Pangeran Nakula dan Pangeran Sadewa sedang memberikan obat kepada Raja Angga Karna yang masih pingsan. Setelah ramuan suci itu selesai diratakan kepada tubuh dan telinga Raja Angga Karna, keajaiban pun muncul dengan kembalinya tubuh Raja Angga Karna menjadi bersih sehat. Tak lama kemudian suami dari Rusali itu pun terbangun. 

Raja angga karna yang sudah terbangun, melihat sosok Pangeran Nakula dan Sadewa yang sudah membantu menyembuhkannya. Putra rada itu lalu memberi ucapan terima kasih dan menguji pengetahuan dari kedua Pangeran tersebut. Karena kurang menyahuti bawa bantuan yang ia berikan cukup sampai disini, dan ia akan kembali menyembah diatas mayat raja angga karna, kedua Pangeran Pandawa ini pun memecahkan wadah tempat obatnya. 

Nakula dan Sadewa kemudian pamit kepada ibunya dan mengajak ibunya ke tenda Pandawa. Nama Ibu Ratu Kunti menolak dan mengatakan bahwa ia akan tetap tinggal di tenda Hastinapura. Pangeran Sadewo mempertanyakan bagaimana mengenai keselamatan ibunya jika tetap tinggal di tenda Hastinapura, Raja Angga Karna menyahuti bahwa ia akan melindungi Ibu Ratu Kunti sebagai ibunya. Kemudian ketua Pangeran Pandawa itu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah keluar dan meninggalkan tenda dari Raja Angga, Nakula dan Sadewa bertemu dengan Raja salya yang yang telah bersama Kurawa. Raja salya menjelaskan bahwa ya kini telah menjadi musuhnya setelah ia terjebak dengan godaan dan rayuan serta tipu daya oleh raja Gandara. Penguasa madra itu benar-benar meminta maaf kepada kedua keponakannya nya nya. Ya pun kemudian mengumpat-umpat kepada Duryudana dengan menyerang sisi dari ayah dan ibunya.

Duryudana yang tidak tahan dengan cacian dari raja madra, hampir saja menggunakan gada nya namun ditahan oleh raja sangkuni. Sangkuni diajak berduel dengan rasa mati rasa setelah keduanya terlibat adu mulut, meski akhirnya tidak terjadi apa-apa karena Sangkuni lebih memilih jalan aman. Dengan semakin memanasnya keadaan, Pangeran Nakula berjanji akan benar-benar membunuh raja Madrid dan akan menyayat- nyayatnya seperti penghianatan kali ini. Dan pada kesempatan kali ini akulah Pangeran Sadewa bersumpah bahwa ia akan membunuh raja Gandara dan itu ia lakukan dengan tangannya sendiri. Meskipun begitu raja madra mengungkapkan bahwa doanya tetap kepada pihak Pandawa meskipun ia dalam posisi menjadi musuh.

Di tenda utama kubu Pandawa, Pangeran Nakula dan Pangeran Sadewo datang dengan wajah cemberut dan tersulut amarah. Pangeran Bima mengatakan bahwa sekarang bukan saatnya membahas apakah raja salya ikut di hukum atau tidak, sekarang yang terpenting adalah bagaimana mana tentaranya dapat mengimbangi tentara musuh. Mengingat pandawa wa hanya memiliki 7 pasukan aksawhini, sedangkan pihak kurawa memiliki 11 pasukan aksawhini. Pangeran Arjuna menambahi bahwa jika k para tokoh Kurawa itu menumpahkan amarahnya kepada pasukannya, maka sekuat apapun pasukan Pandawa tidak akan mampu menahan nya. 

Setelah semua terdiam,  basudewa mengambil alih pembicaraan dan mengatakan bahwa pertempuran akan kebenaran ini harus dijalankan dengan kebenaran pula. Artinya, pihak Pandawa harus perjuangan dengan tulus sepenuh hatinya, dan jika kita sudah di langsung dilaksanakan maka Krisna memberi janji bahwa pihaknya akan keluar sebagai pemenang. Dan untuk mencapai kemenangan itu, Krisna mengatakan bahwa langkah pertamanya adalah dengan segera membunuh kakek dari Pandawa yaitu Bisma yang agung. Hal ini membuat semua anak-anak pandu tertegun namun segera kembali dijelaskan oleh Krisna jikalau Bisma tidak mati maka sangat mustahil pihak Pandawa akan menang. Dasar dari kebenaran adalah pengorbanan, maka pihak Pandawa harus berani mengambil pengorbanan kakeknya itu. Bersambung....