Mahabharata episode 205 KEREN KW12

CEKCOK DALAM PEMBAHASAN STRATEGI KUBU KURAWA

Sinopsis film Mahabharata episode 205 

Sinopsis by keren kw12

Sebelum perang besar terjadi, ketika malam hari, Kunti memberanikan diri untuk mendatangi Bisma yang agung yang sedang mempersiapkan peralatan perang bersama para prajuritnya. Kunti memberikan salam dan kemudian mencurahkan isi hatinya. Kunti menanyakan kepada Bisma mengenai Karna dan Arjuna, Mana yang harus dipertahankan oleh Kunti.

Bisma mengatakan bahwa Raja Angga Karna tidak memiliki hak untuk dilindungi nya karena ia bukan cucunya, dan Arjuna tidak membutuhkan perlindungan apapun. Namun demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh Kunti, bisma akan berusaha dengan sebaik mungkin. Kemudian Kunti meminta maaf karena telah kembali menambahkan beban ke pundak Bisma yang agung. Bisma hanya tersenyum dan memberikan doa kepada Kunti.

Ditenda utama pasukan Kurawa, para tokoh kubu duryudana sedang membicarakan terkait strategi perang untuk esok hari yang telah dibuat oleh Bisma. Bisma mengatakan bahwa dosa sana dan saudara-saudaranya harus tetap berada di pusat formasi, sedangkan duryudana akan tetap aman bersama temannya yaitu Raja Angga Karna. Karna banyak buktinya bahwa yang akan selalu menjadi perlindungan untuk pangeran duryudana, dan sebelum senjata mengenai Duryudana, maka senjata itu harus mengenai Raja angga karna dulu.

Namun Sangkuni mengatakan bahwa wa Raja Angga Karna tidak perlu lagi melindungi Duryudana karena ia sudah tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Raja Angga Karna karena mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghalau semua serangan yang diarahkan kepadanya. Tiba-tiba Bisma yang agung datang dan mengatakan bahwa tidak ada raja angga karna  di perang  ini , karena ia tidak mengucapkan janji setia kepada panglima.

Mendengar hal itu, Pangeran Duryudana menyatakan bahwa temannya tetap akan berperang esok hari. Bisma yang agung memberikan keputusan terakhir bahwa jika Raja Angga Karna tetap berada di medan pertempuran esok hari, maka bisma lah yang akan meninggalkan medan pertempuran. Duryudana seolah justru persilahkan Bisma untuk meninggalkan perang ini dan akan mengangkat Raja Angga Karna sebagai panglima. Bisma hanya tersenyum mendengar keputusan dari pangeran mahkota Duryudana, keputusan dunia dan apaan membuat Raja Gandara pusing tidak habis pikir. 

Setelah sedikit cekcok itu dulu dana segera meninggalkan tenda utama itu. Di tenda yang ada patung-patung leluhur astinapura udah marah-marah dan melontarkan pisau hingga mengenai kepala patung tersebut. Raja karna datang untuk mencoba menenangkan temannya itu. Putra Raja itu mengucapkan terima kasih atas penghormatan yang dilakukan oleh pangeran Duryudana dan ini merupakan suatu hutang Budi.

Duryudana yang mengatakan bahwa Bisma yang agung maupun guru Drona tidak akan bisa membunuh Pandawa. Dan untuk membunuh Pandawa akan menjadi hal yang sangat bagus untuk Raja Angga Karna. Namun putra rada itu mengatakan bahwa dalam posisi seperti ini dan akan sangat membutuhkan Bisma yang agung. Dan sebelum membuat keputusan yang sangat penting itu, raja Angga ingin menunjukkan sesuatu kepada Duryudana.

Kedua sahabat itu itu kemudian keluar dari tenda dan Raja Angga Karna menunjukkan kepada duryudana terkait prajurit-prajurit nya. Raja Angga Karna  mengatakan bahwa prajurit-prajurit itu sangat bersemangat karena adanya Bisma sebagai panglima. Di hati para prajurit itu hanya ada satu nama yaitu Bisma yang membuat mereka semangat datang bahkan mempertaruhkan nyawanya karena mereka punya keyakinan bahwa sang Panglima juga akan melindungi nyawa prajuritnya. Raja Angga Karna pun menyatakan bahwa setelah Bisma, masih ada guru drona, baru setelah itu raja Angga karna bisa dipilih sebagai panglima. Karna khawatir jika Bisma mengundurkan diri sebagai panglima para prajurit itu tidak ikut berperang esok hari. Hal ini membuat duryudana kembali mempertimbangkan keputusannya.