Mahabharata Episode 253 KEREN KW12

Al Kisah Mahabharata episode 253

KEBENARAN BAHWA RAJA ANGGA KARNA ADALAH KAKAK TERTUA PANDAWA

by KEREN KW12

Matahari telah tenggelam di medan Tempur kurusetra. Ibu Kunti berjalan dengan perlahan-lahan mencari anaknya, entah Arjuna atau Karna yang tewas. Kunti berteriak memanggil-manggil Karna karena ia melihat Arjuna masih berdiri sehat di atas kereta bersama Basudewa Krishna. Tiba-tiba Raja Angga Karna memanggil Kunti dengan sebutan 'ibu'. Kunti langsung berlari menuju putraya ini, bahkan ia sempat terjatuh hingga berdarah.

Kunti mendekat dengan Raja Angga Karna yang sudah terkapar di tanah. Sang ibu menangis tersedu-sedu, hal ini membuat pangeran Arjuna begitu heran. Kemudian sang Pangeran menanyakan hal ini kepada yang maha tau Basudewa Krishna. Sang Narayan menjawab bahwa permusuhan sudah berakhir, dan sudah saatnya membangun hubungan yang tercipta dari air mata. Kemudian Basudewa Krishna menyuruh Arjuna agar menanyakan hal tersebut kepada ibu Kunti sendiri.

Kunti tidak pernah menaruh kepala Karna di pangkuan nya, ia begitu menyesal. Sebaliknya Karna juga ikut menyesal karena tidak pernah berbakti sebagai anak. Raja Angga ini meminta agar kepalanya ditaruh di pangkuan ibunya untuk melupakan semua kesalahan dan permusuhannya. Sang ibu langsung menyetujuinya dan segera menaruh kepala anaknya di pangkuannya. Keempat Pandawa yang lain datang, mereka bersama Arjuna mendekati ibunya yang secara mengejutkan memangku Karna yang menjadi panglima Hastinapura. 

Bima yang sangat heran dan tidak tahan dengan apa yang dilakukan ibunya segera menanyakan hal tersebut. Kunti menjelaskan secara perlahan-lahan meski masih terkesan dengan pencitraan dan masih disamarkan. Nakula masih tidak tahan dan mengatakan banyak hal terkait Raja Angga Karna salah satunya adalah membunuh putra Arjuna, Abimanyu. Kunti mengatakan bahwa Karna telah bersumpah menjaga kelima Pandawa sehingga mereka tidak ada yang mati.

Yudistira maju ke depan dan meminta penjelasan yang lebih jelas kepada ibunya. Ketika ibu Kunti ingin mengutarakan yang sebenarnya, Raja Angga Karna menghentikan ibunya itu agar tidak membeberkan kebenarannya. Karna mengatakan bahwa ia sudah siap mati, ia juga memberikan pertimbangan hasil dari pengungkapan oleh ibu Kunti. Raja Angga juga meminta agar memendam rahasia ini seiring berjalannya waktu. Kunti tidak menyetujui permintaan dari Raja angga, ia akan mengungkapkan kebenaran yang sebenar-benarnya. Hak tersebut membuat kelima Pandawa semakin terheran-heran.

Dengan agak ragu, akhirnya Arjuna maju ke depan dan menghampiri Raja Angga Karna beserta ibunya untuk menanyakan rahasia tersebut. Arjuna gemetaran menanyakan perihal tersebut kepada ibunya. Ratu Kunti akhirnya mulai membuka kisah kelahiran dari Raja angga Karna yang ia lahirkan sebelum ia menikah. Kunti menceritakan tentang anugerah dari resi Durwasa, lalu kesalahan karena mencoba anugerah dari Resi tersebut tanpa pikir panjang. Kunti begitu menyesal setelah ia mengucapkan mantra itu ada bayi laki-laki, karena ketakutan ia akhirnya menghanyutkan bayi Karna di sungai Gangga hingga dewasa bersama keluarga Adhirata.

Vrusali, istri dari Raja angga datang bersama ibu radha. Mereka berdua berlari gugup untuk segera menghampiri anaknya yang sudah tak berdaya. Ibu Radha begitu emosional menghadapi kondisi ini, Raja Angga Karna berusaha menenangkan konflik yang hampir timbul. Raja Angga Karna begitu kuat hatinya untuk menanggapi peristiwa konflik yang bersumber dari ibu radha. Anak Radha ini membuat perumpamaan bahwa Basudewa Krishna bahkan juga memiliki dua orang ibu. Dengan perumpamaan itu, Karna berhasil membuat ibu radha sedikit tenteram. 

Dengan agak gemetar, Sadewa memberanikan diri untuk menanyakan apakah Raja Angga Karna juga merupakan anak dari Kunti. Sang ibu membenarkan hal tersebut, mendengar hal ini para Pandawa menjadi lemah hatinya. Kunti dengan sesenggukan mengucapkan bahwa Raja Angga adalah kakak tertua dari para Pandawa. Arjuna menangis dihadapan kakak yang baru saja ia buat tak berdaya. Raja Angga tersenyum melihat keberanian ibunya mengucapkan kebenaran hal ini.

Arjuna ingat dengan peristiwa-peristiwa masa lalunya dengan Raja Angga Karna. Tidak hanya Arjuna, para Pandawa yang kain juga ingat dengan kisah-kisah masa lalunya kepada Karna yang sebenarnya adalah kakaknya itu. Yudistira yang biasa begitu tabah, kini ikut gemetaran untuk mengungkapkan hal kepada ibunya. Para Pandawa begitu menyesali perbuatan-perbuatan masa lalunya kepada Raja Angga Karna. Pangeran Arjuna mengatakan bahwa ia telah melakukan dosa besar karena telah membuat Karna menjelang kematiannya, namun Karna juga merasa bersalah karena ia ingin menjadi yang terbaik. Namun Karna mengatakan bahwa ia telah membuktikan kemampuannya setelah kematiannya itu.