Mahabharata episode 254 KEREN KW12

Al Kisah Mahabharata episode 254

KEMATIAN RAJA ANGGA KARNA

By KEREN KW12

Arjuna begitu sedih mengetahui bahwa seseorang yang baru saja ia buat tak berdaya adalah kakaknya sendiri. Karna meminta kepada adik-adiknya agar tidak menghina ibu kunti. Karna juga meminta khusus kepada Arjuna agar mengajari kesaktian Arjuna. Raja Angga juga mengatakan bahwa melawan Arjuna adalah kesalahan terbesarnya, ia juga menyebutkan bahwa Arjuna memang yang terhebat dan tiada duanya. Ia juga meminta pemakaman terakhirnya dilakukan oleh Arjuna, kemudian kelima Pandawa memberikan salam hormat kepada kakak tertuanya itu. 

Karna memanggil istrinya, Vrusali, agar mendekat kepadanya. Raja Angga  senang bahwa istrinya selalu menuntunnya kearah yang benar. Namun, ia menyesali bahwa ia telah kehilangan kemudi atas dirinya pada kehidupan ini. ia mengucapkan kepada Ibu Kunti bahwa dia akan segera pergi. Kunti teros nyanyi rajelas, asem kok ra paham aku maksute (anggap saja Kunti nyanyi lagu sedih perpisahan). Perlahan-lahan nafas Raja Angga Karna berakhir dan matanya pun tertutup tanda bahwa kematian telah menjemputnya. Semuanya bersedih atas kematian ksatria tangguh ini. 

Upacara terakhir untuk Raja Angga Karna. 

Dipimpin oleh Arjuna dengan keempat saudaranya, namun juga diikuti oleh para ksatria Kurawa. Pangeran Arjuna menaruh busur kakaknya itu diatas kayu pembakaran, kemudian ditaruhlah obor api untuk segera dialkukan kremasi. 

Aswatama mencari-cari dimanakah temannya, Duryudana yang menghilang pergi dari tenda. Ia berhasil menemukan temannya itu terduduk lemas di sebuah pohon. Putra Drona ini segera mengajak untuk kembali ke tenda. Duryudana sudah sangat patah semangat, ia justru menyuruh Aswatama agar segera membawa beberapa prajurit agar membawa jenazahnya. Duryudana merasa sudah mati setelah kematian Karna, dan berarti kekalahannya tidak bisa terhindarkan. Pihak Duryudana sudah merasa tidak punya kemampuan, tidak punya harapan dan tidak punya kemungkinan lagi. 

Duryudana begitu sedih setelah pemusnahan teman-teman dan juga saudara-saudaranya. Aswatama berusaha untuk menguatkan iman temannya dan berjuang untuk kemenangannya. Duryudana menyesali Karna yang tidak menghabisi satu pun dari Pandawa karena ia adalah putra tertua Kunti. Duryudana menyesali perbuatannya yang mengangkat derajat Karna pada waktu itu. 

Kemudian Duryudana menanyakan apakah Aswatama ingin menghianatinya dan akan membunuhnya. Aswatama segera berjanji bahkan ia bersumpah atas nama nyawanya sendiri. Kemudian Putra Drona ini akan memanggil Brahmastra, namun dilarang oleh Duryudana karena hal itu tidak berguna. Duryudana bersumpah akan menantikan kematian Pandawa, ia akan tetap menunggu hingga nafas terakhirnya. Ia kemudian menyuruh Aswatama pergi kembali ke Kerajaannya, juga menyuruh Paman Sangkuni agar kembali ke Gandara. Duryudana akan bersembunyi seperti iblis, ia tidak akan mati sebelum mendengar kematian para Pandawa, barulah ia akan bisa mati dengan tenang.